Pada abad ke-15 dan ke-16, berbagai bangsa Eropa mulai melakukan ekspedisi besar-besaran untuk menemukan jalur perdagangan rempah-rempah yang bernilai tinggi. Salah satu wilayah yang menjadi tujuan utama adalah Kepulauan Indonesia. Motivasi utama mereka adalah menguasai perdagangan rempah-rempah seperti cengkeh, pala, dan lada yang saat itu menjadi komoditas paling berharga di pasar Eropa.
Kedatangan Bangsa Eropa: Dimulai dari Portugis
Bangsa Portugis menjadi pelopor kedatangan bangsa Barat ke wilayah Indonesia. Mereka menempuh jalur timur melalui pantai barat Afrika, melewati Tanjung Harapan, lalu menyusuri pantai timur Afrika hingga mencapai Kalikut di India. Dari sana, mereka melanjutkan pelayaran ke arah timur hingga tiba di Selat Malaka. Pada tahun 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka, yang saat itu merupakan pusat perdagangan penting di Asia Tenggara. Setahun kemudian, mereka melanjutkan ekspedisi ke wilayah timur Indonesia dan mendarat di Kepulauan Maluku, sumber utama rempah-rempah yang mereka cari.
Perjanjian Tordesillas: Membagi Dunia Jadi Dua
Langkah eksplorasi bangsa Eropa tidak lepas dari kesepakatan antara dua kekuatan besar saat itu, yakni Portugis dan Spanyol. Melalui Perjanjian Tordesillas, kedua negara sepakat untuk membagi dunia ke dalam dua wilayah kekuasaan. Garis demarkasi imajiner dibentangkan dari Kutub Utara hingga Kutub Selatan. Wilayah di sebelah barat garis itu menjadi hak Spanyol, sedangkan di sebelah timur menjadi milik Portugis. Akibat perjanjian ini, Portugis dan Spanyol menempuh jalur penjelajahan yang berbeda untuk mencapai tujuan mereka.
Jalur Barat: Ekspedisi Spanyol Menuju Timur Jauh
Tidak seperti Portugis yang menempuh jalur timur, Spanyol memilih rute pelayaran ke arah barat. Ekspedisi ini dipimpin oleh pelaut terkenal Fernando de Magelhaens (Ferdinand Magellan). Pada 20 September 1519, Magelhaens berlayar dari Spanyol dengan lima kapal: San Antonio, Concepcion, Victoria, Santiago, dan Trinidad. Mereka menyeberangi Samudra Atlantik, melewati wilayah Brazil dan Argentina, lalu menemukan sebuah selat yang kini dikenal sebagai Selat Magellan, pintu masuk menuju Samudra Pasifik.
Sesudah melewati samudra yang sangat tenang—yang kemudian dinamai Pasifik—armada Magelhaens tiba di Kepulauan Filipina pada Maret 1521. Sayangnya, Magelhaens gugur dalam pertempuran dengan penduduk lokal di Filipina. Namun ekspedisi ini tidak berhenti. Sisa armadanya melanjutkan perjalanan di bawah komando Sebastian del Cano. Pada November 1521, mereka akhirnya mencapai Kepulauan Maluku, tujuan utama yang menjadi pusat rempah-rempah dunia.
Penutup: Dampak Penjelajahan Samudra
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia tidak hanya membawa dampak dalam bidang perdagangan, tetapi juga membuka jalan bagi kolonialisme. Jalur yang ditempuh oleh Portugis dan Spanyol menjadi awal dari persaingan panjang antarbangsa Eropa lainnya seperti Inggris dan Belanda untuk menguasai Nusantara. Penjelajahan ini menandai babak baru dalam sejarah Indonesia yang kelak akan memasuki masa kolonial selama berabad-abad.